Matanya berkaca-kaca. Sesekali ia menyeka pipinya dengan lengannya. Tapi, selalu saja air matanya tak sanggup ia tahan. Sesekali ia menahan, tetapi kemudian terlepas lagi. Lalu ia tumpahkan saja, membiarkan rasa haru itu terurai. Apalagi saat ia mendekap sosok tubuh yang selama ini menuntunnya belajar di kelas. Ia berujar sedikit berbisik kepada gurunya,” Terima kasih, Guru, Engkau sabar membimbing kami.”
Begitu sepenggal frame dari 1001 frame yang terlihat pada 25 November lalu, saat detik-detik upacara Hari Guru Nasional usai digelar, dipelataran Upacara SMAN 1 Makassar. Satu persatu para siswa mengekor menjabat erat gurunya memberi selamat dalam rangka hari guru nasional itu.
Jabat erat dan dekapan kasih sayang menjadi pemandangan yang tak biasa, memicu haru dan emosi seolah dalam sanubari berujar bahwa ada khilaf pada setiap langkah dan tatapan mata selama ini.
Selamat dan kata maaf ibarat wirid yang diujar berbisik saat siswa dan guru itu saling mendekap salam. “Selamat guru, maafkan aku guru, sehat selalu guru,” begitu ucapan para siswa saat menatap wajah gurunya.
Di dalamnya ada doa dan harapan bahwa suatu saat kelak mereka akan menjadi insan yang akan membawa keping keping emas kesuksesan dan membanggakan guru, orang tua, dan almamaternya. “Sukses selalu, Nak, doa kami akan selalu menyertaimu,“ Begitu bisik Ibu guru itu membalasnya dengan ikhlas, sembari menyeka air mata disela-sela pipinya.
Tawa, ceria, dan haru menjadi satu dalam satu asa. Rasa bahagia dan syahdu menjadi atmosfer bagi keluarga besar SMAN 1 Makassar kala itu.
Semakin sempurna ketika doa yang dimunajatkan oleh Drs.Jakir, salah seorang guru agama Islam di Smansa Makassar itu, seraya menengadahkan tangan mengetuk pintu-pintu langit dalam penuh harap bahwa seluruh keluarga SMAN 1 Makassar selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT, dan seluruh siswanya sukses menggapai mimpinya. Seluruh yang hadir mengaminkan. Selamat Hari Guru 2019.
